Well, banyak sekali yang salah dengan system
pendidikan di Indonesia, actually hal ini terjadi tidak hanya di Indonesia.
Wait, did I explain system pendidikan Indonesia sudah bobrok? NO? Well, first
let see, apa kalian tahu berapa banyak anak-anak yang berhenti sekolah setiap
tahunnya? No? Me neither, actually Nobody knows the exact number, but I bet
everybody knows it’s a lot, dan yang paling
buruk adalah angka ini semakin meningkat setiap tahunnya. Alasan drop out pun beragam, hamil di luar
nikah yang paling popular for your information. So what the hell happened here,
nobody teach student that mereka harusnya melakukan hubunungan intim di luar
nikah, kita bahkan mengajarkan mereka kalau itu akan membuat mereka masuk
neraka, which is scary as fuck, and they still do it.
Menurutku sendiri, itu bukanlah hal terburuk
pada system pendidikan, kalian pasti berfikir jika hamil di luar nikah bukan
yang terburuk then this must be some huge problem, yess hon, this is a huge
problem, masalah yang paling besar adalah hampir tidak ada murid yang bahkan ikut belajar dalam proses
belajar mengajar di kelas. Kalian pasti berfikir what a crazy chick, “gue tiap
hari masuk kelas, aku g pernh absen k, aku hafal system periodic”. NO, yang ku
maksud ikut belajar di kelas bukannya duduk diam di kelas sambil sesekali
tertawa ketika ibu bapak guru bercerita tentang kesuksesan anak-anak mereka ( Yups,
ini merupakan Top 2 cerita bapak ibu guru di kelas). Berada di dalam kelas dan
mengikuti pelajaran adalah dua hal yang berbeda, kalian bisa mengatakan ibu
Kartika sedang berada di kelas VIII A menjelaskan tentang terjadinya Peristiwa
Rengasdengklok, yang mana hal yang terjadi hanya ibu kartika membaca buku
pelajaran sambil memberikan detail sejarah tentang peristiwa rengasdengklok
kepala murid-murid di kelas VIII A yang sedang terpaksa diam mendengarkan
karena takut di hukum oleh ibu kartika jika mereka bersuara. Itu bukanlah
kegiatan belajar mengajar yang seharusnya tercipta di ruang kelas. Kegiatan itu
adalah menjelaskan dan mendengarkan, kegiatan belajar mengajar seharusnya
membuat murid-murid mau mendengarkan tanpa terpaksa, mereka harus mau ikut
dalam cerita sejarah Rengasdengklok, kita harus bisa membuat mereka engage,
kita harusnya membuat mereka penasaran akan apa yang terjadi di masa lalu. That
is belajar dan mengajar.
Seorang guru harusnya tidak hanya menjadi
perantara informasi yang mereka dapatkan di kampus lalu di beritahukan pada
murid di kelas, I means, peran itu sudah di ambil oleh google, murid ‘belajar’
bukan karena mereka ingin tahu, mereka belajar karena terpaksa, karena mereka
takut akan masa depan yang suram jika tidak mengetahui apa yang terjadi di masa
lalu, what a joke. Itukan yang merupakan Top 3 yang selalu di katakana guru,
“kalau kalian tidak belajar, mau jadi apa nanti?” kalian mungkin tidak sadar
tapi aku sedang mengikuti cara bicara guru SMAku dulu. Inilah yang terjadi di
sebagian besar kelas-kelas di Indonesia, trust me, aku seorang guru dan seoarng
murid. Kalau hal di atas belum bisa menyakinkanmu kalau ini adalah masalah
besar yang sedang kita hadapi, let me get another example;
Berapa
dari kalian yang pernah mempelajari sudut sudut special dalam Matematika?
Everyone? Great, and apakah kalian masih ingat berapa nilai cos 90? No? None?
But kalian pernah mempelajinya, bahkan sebagian dari kalian memperlajinya di
SMP dan SMA, dua kali dan tidak ada yang tahu, what the hell. Kalian pasti
sedang berfikir memangku aku tahu, well No, I don’t know either, but why almost
everyone doesn’t know? My best guess is because we don’t use it, So, kalau kita
tidak memerlukannya untuk apa kita mempelajarinya? Exactly my POINT.
Murid tidak ikut serta dalam pembelajaran
karena deep down mereka tau apa yang sedang plajari sekarang ini tidak relevant
pada kehidupan mereka nantinya, mereka sudah tau kalau ini akan percuma, mereka
yakin bahwa mereka tidak akan ingat dengan apa yang sedang bapak atau ibu
gurunya sedang jelaskan, so why bother? I just go through timeline once more.
Hal-hal
ini adalah sesuatu yang ada di unconscious mind, which kita bahkan tidak sadari
terjadi di dalam pikiran kita. Its remind me of a beautiful quote that says
“when you want something really bad, you
will find a way, but if you doesn’t then you find an excuse”. Aku tidak begitu
ingat ini ucapan dari ahli apa, yang jelas ini sangat terkait dengan apa yang
coba ku jelaskan, quote di atas menjelaskan bagaimana keinggin seseorang sangat
berpengaruh pada kesehariannya, ketika kamu menginginkan sesuatu, maka even
thought that seem imposible you’ll find a way, kamu pasti bakal ketemu jalan
untuk mendapatkan hal tersebut, but sebaliknya kalau kamu tidak begitu
menganggap sesuatu itu penting, dalam hal ini materi pelajaran, 10 kali di
jelaskan pun tidak kamu tidak akan bisa mengerti, 10 kali pengulangan mungkin
akan membuatmu menghafalnya, tapi kita semua tahu how different menghafal dan
mengerti suatu materi.
Kalian
pasti pernah mengalami bagaimana perbedaan waktu di dalam dan di luar kelas,
dimana satu mata jam pelajaran yang hanya memakan waktu 45 menit akan terasa 4
jam jika diajarkan oleh guru yang membosankan atau sedang mengajarkan pelajaran
yang kalian tidak sukai, well kalian tidak sendiri gyus, because me to, and aku
yang terbaik di kelasku ( pamer dikit boleh dong ), basically everyone have
felt that way at one point in their life, semua pernh mengalami hal tersebut.
Dimana apa yang kalian lakukan hanya melihat jam setiap lima menit, berharap guru
kalian tiba-tiba di sakit dan harus di larikan ke rumah sakit (I’m crazy),
setiap menit terasa seperti di neraka, dimana hal yang paling kalian inginkan
bukan lagi di notice by your crush but for the bell to ring, damn I miss that
moment. Hal tersebut akan berdanding terbalik jika kalian sedang melakukan
hobby kalian atau hal yang kalian sukai dimana waktu berjalan sangat
cepat, waktu sejam terasa semenit dan
kalian berharap untuk mengulangi satu jam yang sangat berharga tersebut. The
things is, tidak ada orang normal yang akan menikmati duduk di ruangan tertutup,
tidak boleh mengobrol, dan sesekali di tatap sinis oleh seseorang yang duduk
manis di depan, nobody like being a student, kita melakukannya hanya karena
semua orang harus melalui masa tersebut di hidupnya. Kalian melihat bukti
diluar sana, apa yang terjadi jika seseorang tidak sekolah, di tambah lagi
pressure dari oarng tua